Rabu, 25 Januari 2012

Pengertian Belajar


DEFINISI PENGERTIAN BELAJAR (DEFINITION OF UNDERSTANDING LEARNING:


· Learning Is Shown By A Change In Behaviour As Result Of Experience Cronbach ( 1954).

· Learning is to observe, to read. To imitated, to try something themselves, to listen, to follow direction / Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk.

· Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. James O. Whittaker ( Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999).

· Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga. (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999).

· Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999).

· Belajar adalah suatu proses perkembangan. (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999).

· Belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Cronchbach (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999).

· Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Howard L. Kingskey ( Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)

· Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Menurut R. Gagne( Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999).

· Belajar adalah asosiasi antara kesan panca indra dengan umpuls untuk bertindak. Thorndike (psikologi kependidikan)

· Belajar adalah suatu proses dari konditioning reflect ( respons) melalui pergantian dr suatu stimulus kepada yang lain J. B Watson ( djiwandono, Siti wuryani, Psikologi Pendidikan; Jakarta; grasindo; 2002).

· Belajar adalah proses ‘stamping in’ (diingat), forming, hubungan antara stimulus dan respon. Thorndike (Djiwandono, Siti wuryani, Psikologi Pendidikan; Jakarta; grasindo; 2002)

· Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari latihan. Geoch( Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)

· Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Drs. Slameto ( Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999).

· Belajar adalah reoganisasi pengalaman. (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999).

· Belajar adalah suatu proses pengisian jiwa dengan pengetahuan dan pengalaman yang sebanyak-banyaknya dengan melalui hafalan. Herbart ( swiss).

Belajar Konsep

Apa sih belajar konsep itu sendiri?


Sebelum kita mengetahui apa belajar konsep itu, disini saya akan menjelaskan tentang konsep itu sendiri. Konsep atau pengertiannya adalah suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Seperti contohnya pada bunga mawar, anggrek, bunga sepatu, bunga melati dan bunga kenanga dan sebagainya. Pada semua jenis tumbuhan ini ditemukan sejumlah ciri yang terdapat pada semua bunga-bunga kongkrit itu, yaitu mekar, bertangkai, berwarna, sedap dipandang mata, harum, berputik dan berbenang sari. Sejumlah ciri-ciri itu bersama-sama ditangkap atau dikumpulkan dalam pengertian "bunga" ,jadi konsep bunga disini maksudnya dengan ciri-ciri tersebut pepohonan atau tumbuhan yang mana dan dimana pun selamanya mempunyai ciri-ciri yang sama yang dikatakan bunga ,tetapi diberi pengertian bunga. Dengan demikian benarlah bahwa konsep adalah satuan arti yang mewakili ciri-ciri yang sama. Jadi Belajar konsep itu sendiri merupakan salah satu belajar dengan pemahaman. Ciri khasnya dari konsep yang diperolah sebagai dari hasil belajar pengertian ini adalah suatu keseluruhan kognitif (ranah pengetahuan), yang mencangkup semua ciri khas yang terkandung dalam pengertian.

Ataupun konsep yang dimaksud disini ialah Konsep yang dimaksud disini tidak lain dari kategori-kategori yang kita berikan dari stimulus atau rangsangan yang ada di lingkungan kita. Konsep yang ada di dalam struktur kognitif individu merupakan hasil dari pengalaman yang ia peroleh. Jika keadaannya demikian, sebagian konsep yang dimiliki individu merupakan hasil dari proses belajar yang mana proses hasil dari proses belajar ini akan menjadi pondasi (building blocks) dalam struktur berpikir individu. Cara Individu Memperoleh Konsep-konsep Menurut teori Ausubel (1968), individu memperoleh konsep melalui dua cara, yaitu melalui formasi konsep dan asimilasi konsep. Formasi konsep menyangkut cara materi atau informasi diterima peserta didik. Formasi konsep diperoleh individu sebelum ia masuk sekolah, karena proses perkembangan konsep yang diperoleh semasa kecil termodifikasi oleh pengalaman sepanjang perkembangan individu. Formasi konsep merupakan proses pembentukan konsep secara induktif dan merupakan suatu bentuk.

Konsep dibedakan atas konsep kongkrit dan konsep yang harus didefinisikan .Konsep kongkrit ialah pengertian yang menunjukan pada objek-objek lingkungan. Konsep ini mewakili benda-benda tertentu seperti meja, kursi, tumbuhan rumah dan mobil, dll. Sedangkan konsep yang didefinisikan ialah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak berbadan hanya dirasakan melalui proses mental. Misalnya saudara sepupu, saudara kandung, paman, bibi. Dll. Untuk mengetahui atau memberi pengertian pada semua kata itu diperlukan konsep yang didefinisikan dengan menggunakan lambang bahasa.

Selama menuntut ilmu, seharusnya para pelajar dan mahasiswa dituntut untuk menguasai konsep-konsep kata tertentu, sebab dengan menguasai kata-kata tertentu akan memudahkan dalam menangkap materi pelajarannya. Dengan penguasaan konsep didapatkan pengertian kata-kata yang dipelajari. Bedanya seseorang yang tidak memiliki konsep atau menguasai konsep kata-kata tertentu akan mengalami kesulitan memahami suatu kalimat yang dibaca.Ini berarti belajar konsep mempunyai arti yang sangat penting dalam keberhasilan belajar seseorang dan dalam prestasinya juga.
Dengan kata lain Belajar konsep adalah berfikir dalam konsep dan belajar pengertian. Maksudnya seorang pelajar harus mampu berfikir dalam konsep pemahaman materi melalui kata-kata tertentu sehingga apa yang sedang dipelajari dapat dimengerti dan paham tentang pelajaran yang diajarkan tersebut, dan dengan kita menguasai belajar konsep akan memudah akan kita dalam proses belajar.

Belajar Bermakna

Apa yang dimaksud dengan belajar bermakna?


Belajar bermakna (meaningful learning) yang digagas David P. Ausubel adalah suatu proses pembelajaran dimana siswa lebih mudah memahami dan mempelajari, karena guru mampu dalam memberi kemudahan bagi siswanya sehingga mereka dengan mudah mengaitkan pengalaman atau pengetahuan yang sudah ada dalam pikirannya. Sehingga belajar dengan “membeo” atau belajar hafalan (rote learning) adalah tidak bermakna (meaningless) bagi siswa. Belajar hafalan terjadi karena siswa tidak mampu mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang lama.

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut Ausubel adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu. Seseorang belajar dengan mengasosiasikan fenomena baru ke dalam skema yang telah ia punya. Dalam prosesnya siswa mengkonstruksi apa yang ia pelajari dan ditekankan pelajar mengasosiasikan pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru ke dalam system pengertian yang telah dipunyainya.

Ausubel berpendapat bahwa guru harus dapat mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar bermakna. Mereka yang berada pada tingkat pendidikan dasar, akan lebih bermanfaat jika siswa diajak beraktifitas, dilibatkan langsung dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi, akan lebih efektif jika menggunakan penjelasan, peta konsep, demonstrasi, diagram dan ilustrasi.
Empat tipe belajar menurut Ausubel, yaitu:

  1. Belajar dengan penemuan yang bermakna, yaitu mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan materi pelajaran yang dipelajarinya atau siswa menemukan pengetahuannya dari apa yang ia pelajari kemudian pengetahuan baru itu ia kaitkan dengan pengetahuan yang sudah ada.
  2. Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, yaitu pelajaran yang dipelajari ditemukan sendiri oleh siswa tanpa mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya, kemudian dia hafalkan.
  3. Belajar menerima (ekspositori) yang bermakna, materi pelajaran yang telah tersusun secara logis disampaikan kepada siswa sampai bentuk akhir, kemudian pengetahuan yang baru itu dikaitkan dengan pengetahuan yang ia miliki.
  4. Belajar menerima (ekspositori) yang tidak bermakna, yaitu materi pelajaran yang telah tersusun secara logis disampaikan kepada siswa sampai bentuk akhir, kemudian pengetahuan yang baru itu dihafalkan tanpa mengaitkannya dengan pengetahuan yang ia miliki.

Prasyarat agar belajar menerima menjadi bermakna menurut Ausubel, yaitu:

  1. Belajar menerima yang bermakna hanya akan terjadi apabila siswa memiliki strategi belajar bermakna,
  2. Tugas-tugas belajar yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa,
  3. Tugas-tugas belajar yang diberikan harus sesuai dengan tahap perkembangan intelektual siswa.

Jadi belajar bermakna (meaningful learning) itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Keb
ermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan.

Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan. Pembelajaran itu sendiri pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar ana
k dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya