Senin, 29 Maret 2010

Kejurnas Atletik Lari 60 Meter SD dan Estafet 8 X 50 Meter

Rasanya baru kemarin pagi saya mengantar istri dan anakku ke lomba merangkak bayi di salah satu super market ternama di kota Depok, dan kini super market tersebut sudah tidak ada lagi seiring dengan persaingan yang ketat.

Saat itu Adel baru dapat melakukan merangkak dan kami sertakan dalam lomba tersebut, lucu sekali dalam arena lomba dimana semua peserta belum tahu aturan main dan mereka melakukan dengan polos yang tidak pernah mereka siapkan dan tak mengenal persaingan hanya secara naluri mereka merangkak ke depan dengan bantuan orang tua.


Tanpa nomor dada, tanpa lintasan yang baku serta petugas khusus, kali ini anakku duduk sebelum start dimulai di lintasan 3, tampak jelaas tempat duduk dan no lintasan tertera di salah satu bagian badan, sebagai standart perlombaan tingkat nasional kebetulan angka 3 sama dengan tanggal kelahirannya. anakku mendapatkan prestasi juara 2 di dalam seri tersebut dan berhak untuk melanjutkan ke babak final dalam nomor lomba lari 60 Meter putri kategori SD, dari merangkak ke lomba lari rasa waktu begitu cepat dan rasanya kami sebagai orang tua, tidak mau waktu sedikitpun terlewatkan bersama buah hatiku dalam mendidik selama masa pertumbuhannya.

Lomba ini cukup bergengsi karena di tingkat Nasional PASI mengundang sekolah yang pantas tampil di Stadion Madya Senayang agar atletik dapat berkembang dan dikenal oleh siswa SD, yang selam ini sudah banyak ditinggalkan sekolah sekolah di Jabodetabek.

Saatnya PASI melakukan pengenalan kepada SD di sekitar Jabodetabek agar mereka dapat merasakan lomba setingkat Nasional kepada SD yang di anggpat kooperatif dengan PASI, Adel mendapat kesempatan tampil di kejurnas sebagai peserta eksebisi no lomba 60 Meter dan lari estafet 8 x 50 Meter. di babak final adel baru dapat meraih prestasi rangking 7 namun itu bukan hal yang mengecewakan kami sebagai orang tua, jadi mengingatkan saya ketika di tahun 1983 - 1985 waktu bersekolah di SGO Jakarta menjadi petugas dalam kejuaraan atletik baik tingkat DKI maupun Nasional, tapi saat Sea Games XIV September tahun 1987 saya jadi petugas foto finish di tempat anakku lomba saat itu 1 Agustus 2009 artinya 22 tahun saya sebagai penonton sekaligus orang tua saat anakku lomba, dimana jarak antara atlit dan penonton begitu jauh karena standart aturan baku PASI, namun para petugas baik timer maupun petugas lapangan lain saya masih menjumpai saat aku sekolah dulu di SGO Jakarta.
Artinya bahwa kehidupan itu berputar seperti arah jarum jam, dan 22 tahun saya tidak pernah ke Stadion Madya dan 1 Agustus 2009 saya harus menonton anakku dan saya jumpa dengan teman sekolah dan mereka masih bertugas seperti 22 tahun yang lalu.

Banyak hal yang dapa di ketahui oleh anakku, dan dengan bangga saya dapat menonton Adel lomba di stadion yang paling megah di Indonesia dan pada tahun 1987 paling megah di Asia, meraka / teman SGO angkatan 1985 kaget kalau saya baru punya anak usia kelas 5 pada dari teman-teman seangkat sudah ada yang mau kulih dan paling kecil sudah usia SMP.

Memang kita berangkat atau lulus sama sama tapi pada akhirnya semua ada perbedaan baik karier, anak dan lainya akan berbeda jadi mengigatkan saya, semua punya jalan dan rezeki masing masing dan kita harus usaha dan berusaha, seperti lomba lari ini Strartnya bareng tapi Finisnya beda beda.

dan anak saya jadi banyak kenalan dengan sekolah lain termasuk dengan anaknya Tora Sudiro dari SD Islam Al Izhar Pondok Labu dan Adel mewakili SD Islam Dian Didaktika Cinere Depok. Walau Adel tidak mendapatkan juara tetapi team 8 x 50 Meter Putri berhasil menjadi juara III dan mereka bangga dapat tampil di podium mendapatkan medali perunggu dalam upacara penghormatan pemenang. Bravo Dian Didaktika

1 komentar:

  1. semoga adel menjadi atlet nasional. Hidup memang sudah ada yang ngatur (sgo jakarta 91)

    BalasHapus